Jumat, 08 Juni 2012

Debat kompetitif di Indonesia

Debat kompetitif di Indonesia

Di Indonesia, debat kompetitif dalam sistem debat parlementer sudah mulai berkembang, walaupun masih didominasi oleh kompetisi debat berbahasa Inggris. Kejuaraan debat parlementar pertama di tingkat universitas adalah Java Overland Varsities English Debate (JOVED) yang diselenggarakan tahun 1997 di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, dan diikuti oleh tim-tim dari berbagai wilayah di Pulau Jawa. Kejuaraan debat se-Indonesia yang pertama adalah Indonesian Varsity English Debate (IVED) 1998 di Universitas Indonesia. Hingga kini, kedua kompetisi tersebut diselenggarakan setiap tahun secara bergilir di universitas yang berbeda.
Sistem debat yang umum digunakan di kejuaraan-kejuaraan di Indonesia adalah Asian Parliamentary, Australasian Parliamentary dan British Parliamentary.
Seiring dengan waktu, kompetisi debat parlementer makin banyak dengan sistem, tema dan tingkat yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya adalah ASEAN Law Students Association (ALSA) Universitas Indonesia English Competition, ALSA Universitas Padjadjaran English Challenge, National Environmental Debate (NED), Festival Ekonomi Syariah (FES) Debate Competition, National Universities English Debating Championship (NUEDC), Founders' Trophy, Capital Market Debating Competition (CMDC), UNPAD Economics National Debate Competition (NDC), Binus International National Debate (BIND), National English Olympics (NEO) dan The Habibie Center Public Intervarsity English Debate. Indonesia juga pernah memiliki kompetisi debat dalam bentuk acara televisi yang disiarkan oleh Televisi Republik Indonesia dengan judul Battle of Wits. Acara tersebut sudah tidak ditayangkan lagi.

Beberapa komunitas debat tingkat universitas yang aktif di Indonesia antara lain:
Di tingkat SMA pun debat parlementer semakin populer. Seperti tingkat universitas, berbagai lomba debat tingkat SMA juga sering diadakan setiap tahunnya, dimana komunitas debat berbagai SMA yang berbeda bertanding. Beberapa kejuaraan tingkat SMA yang cukup prestigius antara lain ASEAN Law Students Association (ALSA) Universitas Indonesia English Competition (kejuaraan tersebut diadakan untuk dua kategori debat; universitas dan SMA), Phyxius English Debating Competition (PEDC) di SMAK 1 BPK Penabur Bandung, Canisius English Competition (CEC) di SMA Kolese Kanisius Jakarta, Bina Nusantara English Competition (BiNus E-Comp) di Binus International Jakarta, dan Nationwide English Olympics (NEO) yang diselenggarakan oleh bina Nusantara English Club (BNEC) untuk tingkat SMA dan Universitas.

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Keikutsertaan dalam World Schools Debating Championship (WSDC)

Indonesia mengirimkan delegasi pertamanya ke WSDC 2001 yang diadakan di Johannesburg, Afrika Selatan. Sebagai tim baru, tim Indonesia berhasil meraih gelar "Best New Team". Pada keikutsertaan Indonesia yang ketiga kalinya di WSDC 2003, Indonesia berhasil masuk 16 besar (peringkat 11) sehingga lolos ke babak eliminasi perdelapan final. Tahun berikutnya, Indonesia juga mendapatkan tempat di perdelapan final dengan menduduki peringkat 13. (Sumber: The 2005 ISDC Program Book)

[sunting] Keikutsertaan dalam Asian Universities Debating Championship (AUDC)

Indonesia telah aktif berpartisipasi sejak AUDC pertama pada tahun 2005. Dalam hal prestasi debat, prestasi terbaik Indonesia adalah saat tim dari Universitas Indonesia masuk ke babak 16 besar sebagai peringkat ke-16 pada tahun 2007, dengan anggota Siti Astrid Kusumawardhani, Astari Damia, Ahmad Hilmy.
Secara konsisten, Indonesia juga menunjukkan prestasi yang luar biasa pada kategori English-as-Foreign-Language sejak AUDC pertama pada tahun 2005 dimana Bina Nusantara English Club (BNEC), diwakili oleh Siti Nur Aulyana, Ranthy Tobing, Andreas Fender meraih Juara 2. Pada tahun-tehun berikutnya, Indonesia meraih prestasi yang semakin tinggi dalam kategori EFL ketika pada tahun 2006, Binus (Siti Nur Auliana, Ranthy Tobing, Sarel Dika) dan tahun 2007, UGM (Bernando Tampubolon, Engelbertus Panggalo, Novelisa Wirid) menjuarai kategori tersebut. Pada tahun 2007, semi final kategori EFL dipenuhi tim-tim Indonesia, yakni Atma Jaya Jakarta (Anthony Saputra, Paula Lucia, Nita Chrysanti), ITB (Masyhur Azis Hilmy, Aino Nindya Auerkari, Luthfi Abdurrahman) dan UNY. Pada tahun 2008, Juara 1 kembali dimenangkan oleh Binus (Bryan Gunawan, Ranthy Tobing, Christina) dan Juara 2 dimenangkan oleh UMY.
Dalam bidang penyelenggaraan, Indonesia untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah turnamen debat berskala regional pada tahun 2007 ketika Institut Teknologi Bandung berhasil memenangkan bidding untuk AUDC 2007. Dua orang Indonesia pernah menjadi anggota inti dalam dewan AUDC, yaitu Norman Febrian (ITB) dan Bryan Gunawan (BiNus)

[sunting] Keikutsertaan dalam All-Asian Intervarsity Debating Championship

Prestasi terbaik Indonesia dalam All-Asian Intervarity Debating Championship saat tim dari Universitas Indonesia yang beranggotakan Adisti Ikayanti, M. Donny Eryastha, dan Siti Astrid Kusumawardhani mencapai babak perempat final dalam kompetisi di Langkawi, Malaysia, tahun 2006.

[sunting] Keikutsertaan dalam United Asian Debating Championship (UADC)

Sejak tahun 2010, All-Asian Intervarsity Debating Championship digabung dengan Asian Universities Debating Championship menjadi United Asian Debating Championship (UADC). UADC pertama diadakan di Assumption University, Thailand. Tim Indonesia yang berpartisipasi dalam UADC pertama adalah Bina Nusantara, Binus Internasional, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Katolik Parahyangan. Di antara tim-tim tersebut, prestasi tertinggi diraih oleh ITB (Luthfi Abdurrahman, Elfa Nugraha, Karina Patria Soedjatmiko) yang mengalahkan UGM (Urfi Syifa Urohmah, Rizky Wirastomo, Yunizar Adiputera) di babak final kategori English-as-Foreign-Language. Kategori tersebut diperuntukkan bagi tim-tim yang tidak lolos ke 16 besar tetapi berasal dari lingkungan yang tidak berbahasa Inggris. Pada kategori tersebut, Binus Internasional (Ravina, Astrio Feligent, Steven) meraih peringkat semi finalist.

[sunting] Keikutsertaan dalam World Universities Debating Championship (WUDC)

Keikutsertaan dalam WUDC tidak mewakili negara tetapi mewakili universitas. Pada WUDC 2006 di Dublin, Irlandia, satu tim dari Universitas Indonesia yang beranggotakan Santi Nuri Dharmawan dan Mahardhika Sadjad lolos ke babak eliminasi ESL (English as Second Language).
Pada WUDC 2008 di Assumption University, Thailand, tiga tim dari Universitas Indonesia dan satu tim Institut Teknologi Bandung berhasil lolos ke babak eliminasi ESL. Tim pertama UI beranggotakan Miranda Anwar dan Siti Astrid Kusumawardhani, tim keduanya Kartika Anindya dan Mahardhika S. Sadjad, dan tim ketiganya Dewi Wijayanti dan Tirza Reinata, sedangkan tim ITB diwakili oleh Luthfi Abdurrahman dan Masyhur Aziz Hilmy. Namun, perlu diketahui bahwa pada WUDC ini jumlah tim ESL yang lolos adalah sebanyak 32 tim, dua kali lipat jumlah biasanya, karena terjadi kesalahan pengumuman kelolosan tim-tim ESL yang memaksa panitia untuk meloloskan lebih banyak tim sebagai bentuk kompensasi atas kekecewaan tim-tim yang diumumkan lolos dan ternyata tidak lolos. Meskipun pada tahun ini banyak tim Indonesia yang lolos, termasuk tim pertama UI yang lolos di peringkat teratas, seluruh tim tersebut gugur di babak perdelapan final.
Pada WUDC 2009 di University College Cork, Irlandia, hanya satu tim Indonesia yang berpartisipasi yaitu dari Universitas Indonesia (Tirza Reinata, Dewi Wijayanti). Kebalikan dari WUDC 2008, pada WUDC 2009 jumlah tim ESL yang lolos ke babak berikutnya hanya 8 karena jumlah tim ESL keseluruhan juga sangat sedikit. Hal ini berdampak pada tim UI tidak lolos ke babak eliminasi ESL meskipun performanya di babak penyisihan yang cukup baik.
Mulai tahun 2009, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Indonesia mengadakan lomba debat tingkat nasional dimana para finalis akan disponsori penuh ke WUDC. Lomba debat tersebut dinamakan National Universities English Debate Championship (NUEDC). NUEDC pertama diadakan di STESIA Surabaya yang diikuti oleh 92 tim dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Pada kompetisi tersebut, Institut Teknologi Bandung (Muhammad Pandu, Luthfi Abdurrahman) meraih gelar juara mengalahkan Universitas Indonesia (Freida Siregar, Astari Damia), Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta (Denny Firmanto Halim, Joan Wicitra) dan Universitas Negeri Malang (Prima Wikaningtyas, Apprilia) di final. Keempat tim tersebut disponsori penuh oleh DIKTI untuk berpartisipasi dalam WUDC 2010 di Koc University, Turki. Tahun ini, tidak satupun tim Indonesia lolos ke babak eliminasi utama maupun ESL; meskipun tim ITB mendapatkan peringkat 17 ESL, terpaut satu posisi dari peringkat yang dibutuhkan untuk lolos. Dalam kompetisi ini Bryan Gunawan (BiNus) berhasil memperoleh 6th Best Speaker EFL.
Pada penyelenggaraan NUEDC 2010 yang diikuti oleh 76 tim dari perguruan tinggi se-Indonesia, Universitas Diponegoro (Satrio Adi Pratama, Buna Rizal) meraih gelar juara mengalahkan Universitas Indonesia (Natalia Rialucky, Ahmad Naufal Da'i), Universitas Gadjah Mada (Yunizar Adi Putra, Eldhianto Maulana Jusuf), ketiga tim ini menjadi utusan DIKTI pada World Universities Debating Championship 2010 di Botswana. Selain itu, pada tahun ini terdapat divisi baru dalam NUEDC, yakni divisi EFL, yang diperuntukkan bagi tim yang belum pernah mencapai babak Octo-Final di Turnamen debat Bahasa Inggris tingkat nasional di Indonesia seperti IVED, JOVED, ALSA UI E-comp, FT dan BIND serta belum pernah tinggal di luar negeri lebih dari tiga bulan. Pemenang dari EFL NUEDC 2010 adalah Universitas Bengkulu. Pada WUDC 2010-2011, prestasi Indonesia antara lain adalah Perempat Finalis ESL, yang berhasil ditembus oleh Universitas Indonesia A(Dyah Ayunico Ramadhani dan Riza Aryani) dan Pembicara Terbaik ke-3 Kategori EFL, yang diraih oleh Riza Aryani (UI). Dua tim Indonesia juga lolos ke babak semifinal EFL, yaitu UI B (Dimas Hokka Pratama dan Rainintah Siahaan) dan DIKTI(Ahmad Naufal Da'i dan Natalia Rialucky Tampubolon).
Pada penyelenggaraan NUEDC 2011, melibatkan 96 tim yang berasal dari 12 Region Kopertis, dan merupakan NUEDC terbesar sejak di selenggarakan pertama kali pada tahun 2007. Universitas Bina Nusantara (Christian Leonardo, Astrio Feligent) meraih gelar juara mengalahkan Institut Teknologi Bandung (Dito Krista, Rifan Ibnu Rahman), Universitas Indonesia (Adlini Ilma Ghaisany Sjah, Roderick Sibarani), ketiga tim ini akan menjadi utusan DIKTI pada World Universities Debating Championship 2011 di Filipina, adapun Universitas Bakrie (Ammar Syah Anwar, Aryo) yang masuk ke Grandfinal tetapi menempati peringkat 4, tidak berhasil masuk menjadi delegasi DIKTI. Pada divisi EFL, tahun ini dimenangkan oleh Sekolah Tinggi Bahasa Asing Teknokrat Lampung (Nurul Djannah, Sheilla Koesin) yang pada akhir babak pra-penyisihan menempati peringkat 8 dari 96 tim dan sekaligus menjadi wakil DIKTI di WUDC tahun 2011-2012. Secara keseluruhan, ada 17 tim Indonesia yang ikut bertanding di WUDC De La Salle Manila, yang berasal dari UI, ITB, Binus Internasional, STAN, Bina Nusantara, Atma Jaya Jakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, STBA Teknokrat Lampung, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Negeri Padang. UI C (Ahmad Naufal Da'i dan Irene Severina) serta STAN A (Halim Nuswantoro dan Teddy Triatmojo) berhasil mencapai Semifinal EFL. Selain itu, prestasi yang diraih Indonesia adalah Gelar Pembicara Terbaik ke-2 Kategori EFL, yang diraih oleh Roderick Sibarani (UI A) dan Pembicara Terbaik ke-3 Kategori EFL, yang diraih oleh Ahmad Naufal Da'i (UI C).

Java Overland Varsities English Debate

Java Overland Varsities English Debate

Java Overland Varsities English Debate (JOVED) adalah kompetisi debat parlementer tingkat universitas yang pertama di Indonesia. Kompetisi ini diselenggarakan setahun sekali dari tahun 1997 hingga sekarang (2007). JOVED ke-11 yang diadakan pada bulan Juli tahun 2007 menandai sepuluh tahun masuknya debat kompetitif berbahasa Inggris di Indonesia.

[sunting] Sejarah

Pada tahun 1997, dua tim Indonesia, satu dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) dan satu dari Universitas Indonesia (UI), mengikuti kejuaraan debat parlementer tingkat Asia IV All-Asians Intervarsity Debating Championship di Nanyang Technological University, Singapura. Kedua tim merasakan bahwa kegiatan debat ternyata mempunyai nilai-nilai positif dan berencana untuk mengembangkan kegiatan tersebut di tanah air.
Sepulang dari kegiatan tersebut, pada tahun 1997 Unpar mengadakan lomba debat parlementer se-Jawa yang pertama, All Java-Overland Intervarsity Debating Championships (nama ini kemudian diubah menjadi nama yang sekarang). Di akhir turnamen, UI menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah berikutnya.
Namun demikian, UI akhirnya memilih untuk memperluas jangkauan kompetisi dan mengadakan IVED yang pertama tahun 1998. Unpar sendiri memutuskan untuk juga meneruskan tradisi JOVED sehingga dapat memberikan lebih banyak pilihan kompetisi bagi universitas-universitas (terutama di P. Jawa). Pada tahun 1999, Unpar kembali mengadakan 2nd JOVED.
Universitas Trisakti menyanggupi menjadi tuan rumah 3rd JOVED dan menggeser waktu penyelenggaraannya sehingga juga jatuh pada tahun 1999. Setelah itu, JOVED diselenggarakan secara rutin setahun sekali.
Kegiatan JOVED kemudian menjadi pemicu berdirinya Parahyangan English Debate Society, salah satu perkumpulan debat tingkat universitas tertua di Indonesia.

[sunting] Kepanitiaan

Seperti IVED, JOVED juga tidak memiliki kepanitiaan tetap karena diselenggarakan secara bergantian oleh universitas-universitas yang berbeda setiap tahunnya. Kejuaraan ini juga memiliki sebuah Council Meeting yang bertugas memilih tuan rumah berikutnya.

[sunting] Institusi yang pernah menjadi tuan rumah

  1. JOVED 1997 di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  2. JOVED 1998 di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  3. JOVED 1999 di Universitas Trisakti, Jakarta
  4. JOVED 2000 di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
  5. JOVED 2001 di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  6. JOVED 2002 di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
  7. JOVED 2003 di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
  8. JOVED 2004 di STT Telkom, Bandung
  9. JOVED 2005 di Bandung, kolaborasi oleh empat Universitas, yaitu: Universitas Pasundan, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Padjadjaran, dan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
  10. JOVED 2006 di Universitas Pelita Harapan, bekerjasama dengan Universitas Bina Nusantara.
  11. JOVED 2007 di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
  12. JOVED 2008 di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
  13. JOVED 2009 di Universitas Airlangga, Surabaya
  14. JOVED 2010 di Universitas Indonesia, Depok
  15. JOVED 2011 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
  16. JOVED 2012 di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah, kolaborasi antara Universitas Bina Nusantara dengan Ngapak Debating Society

[sunting] Pemenang dan finalis

Tahun Anggota Tim Juara Juara Finalis Pembicara Terbaik
1997
Universitas Katolik Parahyangan Universitas Indonesia
1999a
  • Reggy Hasibuan
  • Poppy Astrini
  • Handi Ferryandi
Universitas Katolik Parahyangan Universitas Atma Jaya Aviva Nababan (Atma Jaya)
1999b
  • Aviva Nababan
  • Michelle Dian Lestari
  • Carmelita Cajumban
Universitas Atma Jaya Universitas Indonesia Michelle Dian Lestari (Atma Jaya)
2000
  • Rully Sandra
  • Nadiya Ahya Hayati
  • Cut Hilda Meutia
Universitas Indonesia Universitas Bina Nusantara Antonius Maryadi (Atma Jaya)
2001
  • Bram Hendrawan
  • Jufli Irawan
  • IGN Wijaya Kusuma
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Lenny Hidayat (UI)
2002
  • Lenny Hidayat
  • Ruth Alicia
  • Gandha Wirarahardja
Universitas Indonesia Universitas Indonesia Gandha Wirarahardja (UI)
2003
  • Michael Tene
  • Joycelina Fadja
  • Fauzan Erich Emmerling
Universitas Bina Nusantara Universitas Indonesia Ismulianita (ITB)
2004
  • Ika Marseana
  • Adisti Ikayanti
  • Haris Faozan
Universitas Indonesia Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Nugrahaeni (STAN)
2005
  • Nita Chrysanti
  • Yuniarti Suryani S.
  • Agnes Angela
Universitas Atma Jaya Universitas Jenderal Soedirman Mahardika Sadjad (UI)
2006
  • Bernando Tampubolon
  • Engelbertus Panggalo
  • Ika Kartikasari
Universitas Gadjah Mada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Nidya Hapsari (STAN)
2007
  • Luthfi Abdurrahman
  • Tyson
  • Elfa Nugraha
Institut Teknologi Bandung Universitas Gadjah Mada Luthfi Abdurrahman (ITB)
2008
  • Dyota Marsudi
  • Wulan Fajarini
  • Dyah Ayunico Ramadhani
Universitas Indonesia Universitas Atma Jaya Jogjakarta Eldhianto Maulana Jusuf (UGM)
2009
  • Ahmad Naufal Da'i
  • Ahdiat Permana
  • Irene Severina
Universitas Indonesia Universitas Indonesia Ika Septihandayani (UGM)
2010
  • Urfi Syifa Urohmah
  • Yunizar Adiputera
  • Eldhianto Maulana Jusuf
Universitas Gadjah Mada Universitas Indonesia Astrio Feligent(Binus International)
2011
  • Edward Sutanto
  • Rizky Akita
  • Satrio Adi Pratama
Universitas Diponegoro Institut Teknologi Bandung Satrio Adi Pratama(Universitas Diponegoro)

[sunting] Penjurian

Tim Dewan Juri (Adjudication Team), yang juga sering dikenal sebagai (Adjudication Core), diajukan oleh institusi yang akan menjadi tuan rumah JOVED pada saat Pertemuan Dewan JOVED (JOVED Council Meeting) JOVED sebelumnya. Ketua Dewan Juri (Chief Adjudicator) dapat berasal dari institusi tuan rumah maupun dari instutusi lain. Namun, untuk menjamin keadilan penjurian, Ketua Dewan Juri (Chief Adjudicator) tersebut harus didampingi oleh Wakil Ketua Dewan Juri (Deputy Chief Adjudicator) yang berasal dari institusi lain di luar institusi tuan rumah. Nama yang diajukan sebagai Tim Dewan Juri merupakan salah satu pertimbangan untuk peserta Pertemuan Dewan JOVED (JOVED Council Meeting) dalam memutuskan tuan rumah JOVED berikutnya.
Akreditasi juri diadakan sebelum babak penyisihan dimulai untuk menentukan tingkat kualifikasi tiap juri. Akreditasi yang didapat dari kompetisi lain baik lokal (IVED, ISDC, dan lain-lain) maupun internasional (mis. WUDC) juga dapat dinyatakan berlaku, sesuai keputusan Ketua Dewan juri.
Setiap debat diusahakan dipimpin oleh panel juri yang terdiri atas minimal 3 orang, kecuali bila tidak memungkinkan maka beberapa debat dapat dipimpin oleh satu orang juri saja.

[sunting] Format dan Sistem Pertandingan

Format yang digunakan dalam JOVED pertama hingga yang kesebelas adalah Australasian Parliamentary. Akan tetapi format ini telah diubah menjadi Asian Parliamentary pada Joved 2008 setelah disetujui dalam Joved Council Meeting pada Joved 2007. Pertandingan dalam kompetisi ini dibagi menjadi babak penyisihan dan babak eliminasi. Babak penyisihan dilakukan menggunakan sistem power matching berdasarkan angka kemenangan dan selisih nilai masing-masing tim. Babak eliminasi dilakukan dengan sistem gugur mulai perdelapan final.
Setengah dari Motion (topik untuk debat) mulai tahun 2008 akan diumumkan sebulan sebelumnya, sementara sisanya akan dibuat impromptu (diumumkan sebelum waktu casebuild dimulai)

Indonesian Varsity English Debate

Indonesian Varsity English Debate

Indonesian Varsities English Debate (IVED) adalah kompetisi debat parlementer tingkat universitas se-Indonesia yang pertama. Kompetisi ini diselenggarakan setahun sekali dari tahun 1998 hingga sekarang (2009).

[sunting] Sejarah

Pada tahun 1996, tiga mahasiswa berprestasi (Mapres) dari Universitas Indonesia (UI) dikirim oleh kampusnya untuk mengikuti lomba debat parlementer se-ASEAN, ASEAN Varsities Debate 1996 di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Walaupun belum dapat berprestasi banyak, satu dari ketiga pedebat ini bertekad untuk mengembangkan kegiatan ini sekembalinya ke tanah air. Ia pun kemudian melatih 3 orang mahasiswa UI untuk membentuk satu tim ke kompetisi IV All-Asians Intervarsity Debating Championships, sebuah lomba debat parlementer tingkat Asia yang diselenggarakan oleh Nanyang Technological University, Singapura tahun 1997. Kompetisi ini juga diikuti oleh satu tim dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), PEDS.
Sepulang dari kegiatan tersebut, pada tahun 1997 Unpar memutuskan untuk mengadakan lomba debat parlementer se-Jawa yang pertama, All Java-Overland Intervarsity Debating Championships (nama ini kemudian diubah menjadi Java Overland Varsities English Debate). Di akhir turnamen, UI menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah berikutnya.
Namun demikian, UI akhirnya memilih untuk memperluas jangkauan kompetisi dan mengadakan IVED yang pertama tahun 1998. Acara tersebut mendapatkan dukungan dari salah satu TV swasta di Indonesia (RCTI) yang menjadi sponsor utama.

[sunting] Kepanitiaan

Karena IVED diselenggarakan oleh universitas-universitas yang berbeda setiap tahunnya, kejuaraan ini tidak memiliki organisasi formal yang tetap. Namun demikian, pada setiap kali penyelenggaraan IVED selalu disediakan waktu untuk pertemuan Indonesia Council Meeting (ICM) yang dipimpin oleh ketua panitia dari pihak tuan rumah. Tugas utama ICM adalah melakukan proses tender (bidding) dalam rangka memilih tuan rumah kompetisi IVED berikutnya. Selain itu, rapat ICM juga diberi wewenang untuk mengambil keputusan atas perselisihan dan masalah-masalah lain yang mungkin terjadi selama penyelenggaraan kompetisi.

[sunting] Institusi yang pernah menjadi tuan rumah

  1. IVED 1998 di Universitas Indonesia, Depok
  2. IVED 1999 di Universitas Atma Jaya, Jakarta
  3. IVED 2000 di Universitas Kristen Petra dan Akademi Angkatan Laut, Surabaya
  4. IVED 2001 di Institut Teknologi Bandung, Bandung
  5. IVED 2002 di Universitas Hasanuddin, Makassar
  6. IVED 2003 di Universitas Sumatera Utara, Medan
  7. IVED 2004 di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
  8. IVED 2005 di Universitas Bina Nusantara, Jakarta
  9. IVED 2006 di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
  10. IVED 2007 di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
  11. IVED 2008 di Universitas Udayana, Denpasar
  12. IVED 2009 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta
  13. IVED 2010 di Institut Teknologi Bandung, Bandung
  14. IVED 2011 di Universitas Hasanuddin, Makassar
  15. IVED 2012 di Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
  16. IVED 2013 di Institut Teknologi Bandung, Bandung

[sunting] Pemenang dan finalis

Tahun Anggota Tim Juara Juara (Main Division) Finalis (Main Division) Juara (Novice Division) Finalis (Novice Division)
1998
  • Patsy Widakuswara
  • Handayani Putri
  • Agung Nugroho
Universitas Indonesia, Depok Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
1999
  • Aryanti Rianom
  • Agung Nugroho
  • Ria Nuri Dharmawan
Universitas Indonesia, Depok Universitas Atma Jaya, Jakarta
2000
  • Idauli Hutasoit
  • Adhy Poetra Al Hosen
  • Puguh Priambodo
Universitas Indonesia, Depok Universitas Indonesia, Depok
2001
  • Dayu Nirma Amurwanti
  • Yohana Florence Citra Palupi
  • Rully Sandra
Universitas Indonesia, Depok Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang
2002
  • Adhityani Putri Arga
  • Apriliana Susana
  • Cut Hilda Meutia
Universitas Indonesia, Depok Universitas Indonesia, Depok
2003
  • Ina Damayanti
  • Donny Eryastha
  • Melanie Tedja
Universitas Indonesia, Depok Universitas Padjadjaran, Bandung
2004
  • Enda Ginting
  • Arip Syaman Syoleh
  • M. Ridho
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Universitas Atma Jaya, Jakarta
2005
  • Jeni Wardin
  • Nidya Hapsari
  • Evan Oktavianus
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Universitas Indonesia, Depok
2006
  • Miranda Anwar
  • Haris Faozan
  • Astrid Kusumawardhani
Universitas Indonesia, Depok Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang
2007
  • Denny Firmanto Halim
  • Wibowo Arindrarto
  • Martha Poppy
Universitas Atma Jaya, Jakarta Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
2008
  • Astari Damia
  • Jonathan Marpaung
  • Angga Kho Meidy
Universitas Indonesia, Depok Universitas Negeri Malang, Malang
2009
  • Jessica Clara Shinta
  • Ika Septihandayani
  • Astri Agustina
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
2010
  • Marsha Faradina
  • Kirana Kania
  • Vincentius Dito Krista Holanda
Institut Teknologi Bandung, Bandung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
2011
  • Bella Chyntiara
  • Eldhianto Maulana Jusuf
  • Urfi Syifa Urohmah
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Universitas Indonesia, Depok
  • Leo Wibisono
  • Devi Fitri Yani
  • Andini
Institut Pertanian Bogor, Bogor Universitas Brawijaya, Malang
2012
  • Raden Aryo Febrian Moedanton
  • Mutiara Hapsari
  • Yudha Mustafa Putra
Universitas Bakrie, Jakarta Universitas Indonesia, Depok
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta Universitas Hasanuddin, Makassar

[sunting] Penjurian

Tim Dewan Juri (Adjudication Team), yang juga sering dikenal sebagai (Adjudication Core), diajukan oleh institusi yang akan menjadi tuan rumah IVED pada saat Pertemuan Dewan IVED (IVED Council Meeting) IVED sebelumnya. Ketua Dewan Juri (Chief Adjudicator) dapat berasal dari institusi tuan rumah maupun dari instutusi lain. Namun, untuk menjamin keadilan penjurian, Ketua Dewan Juri (Chief Adjudicator) tersebut harus didampingi oleh Wakil Ketua Dewan Juri (Deputy Chief Adjudicator) yang berasal dari institusi lain di luar institusi tuan rumah. Nama yang diajukan sebagai Tim Dewan Juri merupakan salah satu pertimbangan untuk peserta Pertemuan Dewan IVED (IVED Council Meeting) dalam memutuskan tuan rumah IVED berikutnya.
Akreditasi juri diadakan sebelum babak penyisihan dimulai untuk menentukan tingkat kualifikasi tiap juri. Akreditasi yang didapat dari kompetisi lain baik lokal (JOVED, ISDC, dan lain-lain) maupun internasional (mis. WUDC) juga dapat dinyatakan berlaku, sesuai keputusan Ketua Dewan juri.
Setiap debat diusahakan dipimpin oleh panel juri yang terdiri atas minimal 3 orang, kecuali bila tidak memungkinkan maka beberapa debat dapat dipimpin oleh satu orang juri saja.

[sunting] Format dan Sistem Pertandingan

Format yang digunakan dalam IVED adalah Australasian Parliamentary. Pertandingan dalam kompetisi ini dibagi menjadi babak penyisihan dan babak eliminasi. Babak penyisihan dilakukan menggunakan sistem power matching berdasarkan angka kemenangan dan selisih nilai masing-masing tim. Babak eliminasi dilakukan dengan sistem gugur mulai perdelapan final. Ketika pertandingan IVED di Unhas, sistem power matching diganti dengan sistem break and slide untuk meningkatkan tingkat kompetisi antar tim dan untuk membuat tim yang lolos ke babak eliminasi memiliki kualitas yang diharapkan rata.